Prisoners of Geography – Tim Marshall
Pernahkah Anda bertanya kenapa China dan India yang memiliki perbatasan negara yang panjang tapi jarang terjadi peperangan di antara kedua negara ? , sedangkan ada negara yang memiliki perbatasan yang lebih pendek tetapi lebih sering terjadi peperangan di antara keduanya ?
Kenapa Syria terus berperang ? Siapakah sebenarnya sosok Presiden Syria Bashar Al-Assad ?
Atau pernahkah Anda bertanya kenapa Amerika ditakdirkan menjadi negara superpower dunia ?
Tahukah Anda , Alaska dibeli oleh Amerika Serikat dari Rusia ?
Tahukah Anda selain Terusan Suez, atau terusan Panama , China sedang membangun proyek prestisius yaitu membangun Terusan di Negara Nicaragua ?, Hal ini karena hanya agar China bisa leluasa untuk melakukan perjalanan dari Laut Karibia ke Samudra Atlantik dan sebaliknya.
Banyak sekali aspek geography dalam buku ini yang dipaparkan oleh penulis dan Ilmu Politik adalah ilmu yang tidak dapat dipisahkan dengan Ilmu Geography sehingga dinamakanlah Geopolitic. Setiap pemimpin di dunia adalah tahanan geography, mereka melakukan tindakan atau mengambil keputusan dengan mempertimbangkan faktor geography. Faktor geography membentuk potilik internasional.
Buku ini jelas bagus sekali untuk dibaca, membaca buku ini seperti kita membaca buku geography yang kita pelajari di SMP atau SMA hanya saja lebih banyak menekankan pembahasan politiknya. Membaca buku ini membuat kita seperti , ” Ooo ini toh kenapa sebabnya Amerika menyerang negara ini ! ” , atau ” Ooo iya juga ya ! , kira-kira seperti itu.
Banyak negara dibahas di buku ini, tetapi saya hanya akan bahas yang menurut saya menarik
Quotes menarik dari buku ini
1. Tentang China
In 1951 China completed its annexation of Tibet (another vast non-Han territory)
This brings us to Tibet and its importance to China. The Himalayas run the length of the Chinese-Indian border before descending to become the Karakokum Range bordering Pakistan, Afghanistan and Tajikistan. This is nature’s version of Great Wall of China.
The Chinese are building “facts on the ground” on the “roof of the world”. In the 1950s the Chinese Communist People’s Army began building roads into Tibet, and since then they have helped to bring the modern world to the Ancient kingdom; but the roads, and now railroads, alson bring the Han.
Once, the majority of the population of Manchuria, Inner Mongolia and Xianjing were ethnically Manchurian, Mongolian and Uighur; now all three are majority Han Chinese, or approaching the majority. So it will be the Tibet.
China berhasil menganeksasi Tibet pada tahun 1951, China merasa bahwa Tibet yang letaknya di antara China dan India adalah daerah yang harus diambil alih, karena China berpikir jika Tibet dikuasai oleh India maka akan menjadi ancaman besar bagi China karena Tibet memiliki keuntungan geografis yaitu ketinggian. Jadi China berpikir daripada dikuasai oleh India lebih baik dikuasai oleh China sendiri. Kepala negara Tibet Dalai Lama akhirnya mengungsi ke India karena negaranya dikuasai oleh China, India sendiri dengan senang hati menerima Dalai Lama karena pasti berharap balas budi seandainya Tibet lepas dari China atau tidak lagi dikuasai China, yang rasanya mustahil. Dengan kedatangan China mereka membangun jalan, jalur kereta dan membawa kehidupan modern ke Tibet, tapi mereka juga membawa serta orang Han (bangsa China). Masuknya orang Han membawa pergeseran mayoritas penduduk asli, seperti di Manchuria, Mongolia bagian dalam dan Xianjing yang juga diduduki China, sekarang populasi penduduk asli telah berganti menjadi orang Han.
In the eighteenth century China reached into parts of Burma and Indo-China to the south, and Xianjing in the north west was conquered, becoming the country’s biggest province.
South-east of this Kazakh border is the restive ‘semi-autonomous’ Chinese province of Xianjing and its native Muslim population of the Uighur people
Most of the new towns and cities springing up across Xianjing are overwhelming populated by Han Chinese attracted by work in the new factories in which the central government invests. A classic example is the city of Shihezi, 85 miles north-west of the capital Urumqi. Of its population of 650.000, it is thought that at least 620.000 are Han. Overall, Xianjing is reckoned to be 40 per cent Han, at a conservative estimate – and even Urumqi itself may now be majority Han
Sama seperti dijelaskan di atas, seperti halnya Tibet Xianjing lebih dahulu ditaklukkan oleh China dan seperti halnya Tibet, China mengirim populasi Han dengan bujukan bekerja di pabrik baru dimana pemerintah pusat berinvestasi, dalam hal ini adalah di daerah Xianjing. Bukti yang dapat dilihat contohnya adalah ibukota Xianjing Urumqi yang dahulu mayoritas penduduknya adalah muslim kini telah berganti menjadi mayoritas orang Han.
Any Chinese expansion northward will come not via the military, but from trade deals as China attempts to hoover up Mongolia’s natural resources, primaryly minerals. This will bring with it increased migration of the Han into Mongolia.
Hal ini juga terjadi di Mongolia , dimana aliran masuk orang-orang Han tidak terbendung.
The Chinese look at society very differently from the west. Western thought is infused with the rights of the individual; Chinese thought prizes the collective above individual. What the West thinks of as the rights of man, the Chinese leadership thinks of as dangerous theories endangering the majority, and much of the population accepts that, at the least, the extended family comes before the individual.
Perbedaan cara pandang orang Barat dan orang China, jika orang barat memandang penting Hak-hak Individu (HAM) , maka orang China lebih menempatkan kepentingan kolektif (bersama) lebih penting daripada individu. Bagi China hak individu akan membahayakan kepentingan kolektif.
Between China and the Pacific is the Archipelago that Beijing Calls the ‘First Island Chain’. There is also the ‘Nine Dash Line’, more recently turned into ten dashes in 2013 to include Taiwan.
China is using dredging and land reclamations methods to begin turning a series of reefs and atolls in disputed territory into islands. For Example, one in the Spartly Islands (whose name, Fiery Cross Reef, aptly described it) is now an island complete with a port and a runway that could host fighter jets.
Di Laut China selatan China memiliki batas laut yang mereka sebut Nine Dash Line (9 garis putus-putus) , yang sekarang menjadi 10 untuk memasukkan Taiwan. Garis batas ini bertentangan dengan yang diakui dunia terutama dengan negara-negara yang berbatasan seperti Philipina, Vietnam, Malaysia , Brunei Darussalam dan juga Indonesia. Perhatikan gambar di bawah berupa sembilan buah garis putus-putus yang diklaim oleh China. Saat ini China juga telah membangun pulau-pulau reklamasi dari terumbu karang untuk dijadikan basis militer China di Laut China selatan tepatnya di Spartly Islands (dekat Philipina).
2. Tentang Amerika
In 1949 Washington led the formation of NATO and with it effectively assumed command of the Western world’s surviving military might. The civilian head of NATO might well be a Belgian one year, a Brit the next, but the military commander is always an American, and by far the greatest firepower within NATO is American.
No matter what the treaty says, NATO’s Supreme Commander ultimately answers to Washington.
Tahun 1949 Amerika membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. NATO memiliki pasal yang menarik yaitu , ” Serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota”. Dimana sebenarnya hanyalah alat Amerika untuk mempertahankan hegemoninya di dunia. Amerika tetap menjadi Pimpinan tertingginya, dan semua keputusan harus atas persetujuan Amerika. Lawan dari NATO sendiri adalah Pakta Warsawa.
When President Obama described Russia as ‘no more than a regional power’ in 2014 he may have been needlessly provocative, but he wasn’t wrong. The bars of Russia’s geographical prison are still in place: they still lack a warm-water port with access to the global sea lanes and still lack the military capacity in wartime to reach the Atlantic via the Baltic and North sea, or the Black Sea and Mediterranean.
Presiden Obama berpendapat bahwa Rusia saat ini hanyalah kekuatas regional, bukan sesuatu saat Uni Soviet dahulu. Rusia masih kekekurangan Pelabuhan Air Hangat, dimana Rusia adalah negara yang dingin dan bersalju karena letaknya dekat dengan kutub utara, dimana jika musim dingin tiba Rusia kesulitan secara ekonomi dan juga militer jika mereka tidak memiliki pelabuhan yang tidak beku sepanjang tahun. Pelabuhan seperti ini penting untuk akses global menuju Atlantik lewat Laut Baltik atau laut utara, laut hitam dan mediterranean, dimana daerah-daerah tersebut sekarang dikuasai oleh Amerika serikat.
Most analysis written over the past decade assumes that by the middle of the twenty-first century China will overtake the USA and become the leading superpower.
Economically the Chinese are on their way to matching the Americans and that buys them a lot of influence and a place at the top table, but militarily and strategically they are decades behind.
Pengamat atau Analis berpendapat bahwa dalam pertengahan abad ke-21 China akan mengambil alir Amerika Serikat sebagai kekuatan superpower baru. Tapi banyak juga yang berpendapat secara ekonomi mungkin China akan melampaui Amerika Serikat, tetapi secara militer mereka masih jauh di bawah Amerika.
3. Tentang Syria
Syria is another multi-faith, multi-confessional, multi-tribal state which fell apart at the first time of asking. Typical of the region, the country is majority Sunni Muslim – about 70 percent – but has substantial minorities of other faiths. Until 2011 many communities lived side by side in the towns, cities and countryside, but there were still distinct areas in which a particular group dominated.
When the French ruled the region they followed the British example of divide and rule. At that time the Alawites were known as Nusayris. Many Sunni do not count them as Muslims, and such was the hostility towards them they rebranded themselves as Alawites (as in ‘follower of Ali’) to reinforce their Islamic credentials. They were a backward hill people, at the bottom of social strata in Syrian society. The French took them and put them into the police force and military, from where over the years they established themselves as a major force in the land.
Fundamentally, everyone was aware of the tensions of having leaders from a small minority of the population ruling the majority. The Assad clan, from which President Bashar al-assad comes, is Alawite, a group that comprises approximately 12 per cent of the population. The family has ruled the country since Bashar’s father, Hafez, took power in a coup d’etat in 1970. In 1982 Hafez crushed a Muslim Brotherhood Sunni uprising in Hama, killing perhaps 30,000 people over several days. The Brotherhood never forgave or forgot, and when the nationwide uprising began in 2011 there were scores to be settled. In some respects the ensuing civil war was simply Hama, part two.
Perang yang terjadi di Syria adalah karena Syria sendiri adalah negara yang multi agama, kepercayaan dan juga suku. Dimana mayoritas penduduknya adalah Muslim Sunni, Presiden Syria sendiri bernama Bashar Al-Assad yang merupakan Alawite (kaum minoritas) yang walaupun minoritas tetapi memiliki kekuasaan yang besar di kepolisian dan militer. Hal ini karena dulu sewaktu masih kuasai oleh Perancis, kamu Alawites inilah diberi kepercayaan di kepolisian dan militer.
Pada dasarnya suatu kaum yang dipimpin oleh minoritas pasti akan terjadi ketegangan, jadi jika ditanya kenapa Bashar Al-Assad membunuh rakyatnya sendiri , ini karena dia sendiri adalah minoritas yang tidak menyukai mayoritas di negaranya. Tapi selain itu faktor politik juga berperan terjadinya konflik di negara ini, karena Syrian juga adalah negara yang melimpah minyak dan gas nya yang menjadi target negara-negara besar seperti Amerika dan Rusia
Referensi :
[1] – https://www.yowangdu.com/tibet-travel/where-is-tibet.html
[2] – https://www.chinausfocus.com/peace-security/the-nine-dash-line-and-its-basis-in-international-law
Baca Juga
A round of applause for your article post. Really looking forward to read more. Awesome. Prudy Hugibert Pessa