Ghost Fleet – P.W. Singer & August Cole
Buku fiksi adalah buku yang jarang saya baca, karena yang namanya fiksi adalah hanya berupa karangan imajinasi manusia bukan berupa kenyataan, saya tertarik untuk membaca buku ini karena buku ini sempat heboh disebut sebagai buku Prabowo yang mengatakan indonesia bubar pada 2030.
Buku ini bercerita tentang masa depan dimana Republik Indonesia hanyalah tinggal kenangan dan dikisahkan di masa depan China akan menjadi kekuatan besar dan mulai berani mengambil tindakan militer terhadap Amerika. China akan dipimpin oleh campuran antara para pebisnis dan para Jendral yang dinamakan Directorate. China berhasil menemukan sumber energi natural gas di Mariana Trench yang menjamin ketersediaan energi China di tengah meroketnya harga minyak.
China memulai serangan melalui jalur cyber dan sistem satelit luar angkasa dengan menghancurkan satelit militer Amerika yang menyebabkan lumpuhnya GPS dan juga komunikasi Amerika. Kemudian China mulai menyerang pangkalan militer Amerika di Okinawa dan pada akhirnya menguasai Hawaii yang mempunyai peran sangat penting untuk Amerika di kawasan Pacific.
Amerika akhirnya mengetahui bahwa China mampu mendeteksi armada perang Amerika yang bertenaga nuklir berkat studi China tentang radiasi Cherenkov akhirnya menggunakan armada cadangan low-tech yang sulit dideteksi oleh China untuk membalas serangan China. Bantuan dari Bilionare Sir Aeric K. Cavendish turut membantu Amerika mengambil alih kembali stasiun luar angkasa dengan menggunakan pesawat luar angkasa yang tahan terhadap serangan laser, karena lapisan luar pesawat dilapisi oleh diamond. Sistem anti satelit China akhirnya bisa dinetralisir.
Pertarungan utama terjadi di laut antara armada Ghost Fleet Amerika yang dikomandoi oleh Jamie Simmons, dimana Jamie Simmons sebelumnya adalah XO (Executive Officer) menggantikan kapten sebelumnya yang telah meninggal dengan kapal perang jadulnya yang dinamakan Zumwalt dengan kapal perang China Zheng He dengan tokoh utama China adalah Admiral Wang yang sangat mengagumi ahli perang China Sun Tzu. Perang terakhir dimenangkan oleh Zumwalt yang sudah dipersenjatai dengan Rail Gun
Quotes menarik dari buku ini
” This is why you’re here, Captain. A working electromagnetic rail gun will be a game-changer for the fleet; maybe for the entire war ”
On the reengineering side, we’re getting good results from the new energy-dense liquid-based battery being built for the ship. It’s giving us added power beyond what the original design in the nineties envisioned.
Setelah serangan yang dilakukan China (directorate) Amerika mulai mempersiapkan diri untuk membalas serangan China. Senjata yang diandalkan adalah electromagnetic rail gun yang menggunakan media penyimpanan energi berbasis liquid yang ditemukan oleh Ilmuwan Vernalise Li dari University Wisconsin. Senjata inilah nanti yang akan menjadi penentu kemenangan Amerika dalam membalas China.
This secure space was a new design, built to defeat Directorate’s eavesdropping and network attack. Everyone called these new chambers the Box, though the design was actually a box within a box. Between the two nanoparticle-infused sets of the walls was a fluid that circulated at high speed in order to difuse any signals or transmissions going in or ou. Rumor had it the fluid was radioactive.
Banyak sekali dalam novel ini dibahas high-end technology , contohnya di atas adalah ruang pertemuan “The Box” yang dindingnya terbuat dari nanopartikel dan di antara dindingnya disirkulasikan fluida kecepatan tinggi yang berfungsi untuk mengacak signal yang fungsinya agar pembicaraan di dalam ruang meeting tidak dapat disadap oleh China.
“We have to conclude that they made a breakthrough and discovered how to track the Cherenkov radiation, which allowed them to de-stealth aand target our submarines, as well as anything else powered by a nuclear reactor.”
Submarines dan beberapa peralatan Amerika yang bertenaga nuklir diduga mengeluarkan radiasi Cherenkov, penelitian China terhadap radiasi ini berhasil digunakan untuk mendeteksi dan menghancurkan angkatan tempur Amerika dengan mendeteksi radiasi Cherenkov ini. Sedangkan armada China banyak juga yang menggunakan tenaga Diesel.
What can they do to fight us ? asked Wu, the economics minister. Their economy, and its military-industrial complex, is so dependent on manufacturers elsewhere for spare parts that it cannot help but grind to a halt.
Setelah penyerangan terhadap Amerika, pihak China merasa yakin sekali bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan Amerika untuk membalas serangan mereka, karena mereka tahu bahwa Amerika secara ekonomi dan industri sangat bergantung kepada manufakturer luar negri, ketergantungan ini bisa mengakibatkan kelumpuhan bagi Amerika. Misalnya saja adalah spare part untuk peralatan perang dimana, yang mana pada masa depan nanti China adalah pusat manufacturer. Jika kita bandingkan dengan kondisi saat ini adalah yang terjadi saat ini memang seperti itu adanya, misalnya saja saat ini untuk handphone, Apple yang merupakan smartphone buatan Amerika banyak menggunakan jasa China untuk pembuatannya, karena biaya produksi di China lebih murah daripada di luar negri. Demikian juga untuk pesawat terbang, saat ini perusahaan seperti Boing banyak menggunakan spare parts yang tidak diproduksi di dalam negrinya.
In 1931, the city fathers of Sunnyvale, California, had come up with a unique plan for economic development. They’d raised $480,000 to buy nearly a thousand acres of farmland and then sold off the land to the U.S. government for one dollar. What was to make it such a good investment was the topography of the farmland: it was the only part of San Francisco Bay not regularly shrouded in fog. The deal was that Sunnyvale would then become the home for a new planned navy fleet of “flying aircraft carriers,” massive helium-filled airships that would serve as bases in the air for propeller biplanes.
The plan didn’t work out as anticipated, not for Sunnyvale or the blimps. In 1933, the USS Akron, the Navy’s test airborne aircraft carrier, crashed. The plan was shelved, its only legacy that the airfield was renamed after Admiral William Moffett, the head of the Navy’s Aeronautics Bureau, who had been killed in the crash. But, fortunately for the town, World War II interceded a few years later, and Moffett Field became a base for patrol airplanes and then the home of the U.S. Air Force Satellite Test Center. By the 1950s, several big aerospace firms clustered around the base and the test center. The thousands of scientists and engineers who moved into the sunny valley built close ties with local universities, and the old farmland became the hub of a different industry. The city fathers’ plan of economic growth through blimp basing instead spawned what became known as Silicon Valley.
Sejarah berdirinya Silicon Valley, dimulai tahun 1931 dimana Sunnyvale, California awalnya adalah akan dibuat kandang untuk untuk armada perang , terutama pesawat udara bertenaga Hellium. Tetapi ide awal ini tidak berhasil, malahan tempat ini menjadi kandang untuk pesawat udara patroli dan Satelit Amerika. Ribuan Ilmuwan dan Engineer dari universitas bekerja di tempat ini yang kemudian terkenal menjadi Silicon Valley.
But in the twenty-first century, the relationship flipped. The frozen waters off the massive island opened up due to global climate change, and eight massive oil fields were discovered, totaling as much as eighty billion barrels. Greenland’s citizens realized that if they could break that old colonial link, instead of sharing their island’s wealth with six million Danes, they could keep it at home and divide it among just fifty-seven thousand Greenlanders. Greenland, or Kalaallit, in the Inuit tongue, could become the world’s richest petro-state.
Greenland di masa depan akan tidak tertutupi es lagi seperti saat ini karena perubahan iklim global, lapangan minyak besar akan ditemukan di Greenland dan penduduk Greenland akan menjadi negara petro minyak yang kaya.
The Tallyho’s surface was coated with nano-manufactured diamonds, baked into the aircraft’s composite skin. The bet, and Cavendish’s engineers swore the science was sound, was that the diamonds would render the Tiangong’s laser weapons useless against the Tallyho.
Pada awal perang, Stasiun Luar Angkasa China yang dinamakan Tiangong-3 berhasil menghancurkan Stasiun luar angkasa Amerika, kemudian Tiangong sendiri setelahnya dikalahkan oleh pesawat luar angkasa milik Bilionare eksentrik Sir Aeric K. Cavendish yang dinamakan Tallyho yang dilapisi diamond sehingga tahan tembakan laser milik China. Inilah salah satu kunci Amerika kembali menguasai kembali kuasa Stasiun luar angkasa.
The two nations had shown they could pound each other into a weakened equilibrium, but having sunk most of each other’s fleets, neither wanted to take it to the next level. So the deal was status quo antebellum, a term Mario thought funny for its naive suggestion that anything could go back to the way it was before the war. And that was the opportunity for those who had been smart enough to sit it out.
setelah perang kedua belah pihak berakhir dengan status quo ante bellum dimana artinya kembali ke keadaan semula sebelum perang. Hal ini disepakati kedua negara karena jika dilanjutkan akan memperparah keadaan kedua negara yang tentunya keadaan ini bisa dimanfaatkan negara-negara lain untuk mengambil kesempatan lemahnya keadaan kedua negara.
Pada akhir buku ini terdapat endnotes (catatan kaki) yang merupakan sumber referensi penulis membuat kisah novel ini, dimana novel ini dibuat berdasarkan peristiwa nyata dan referensi teknologi, jadi boleh dibilang buku ini adalah fiksi yang didasarkan peristiwa aktual perkembangan terakhir yang terjadi di dunia, tentunya dengan tambahan fiksi dari penulis. Jadi dapat boleh dikatakan bahwa ini memang hanya fiksi, tapi fiksinya mempunyai basis referensi yang jelas.
Baca Juga
- [Resensi Buku] Prisoners of Geography – Tim Marshall
- [Resensi Buku] Manufacturing Consent – Noam Chomsky
0 Comments
Trackbacks/Pingbacks